Selasa, 27 September 2011

Tragedi BOM Solo

Rohaniawan Franz Magnis Suseno atau akrab disapa Romo Magnis meyakini, kerukunan hidup antara umat-beragama di Indonesia tidak akan terpengaruh atas bom bunuh diri yang di Gereja Bethel Injil sepenuh Kepunton, Solo, Jawa Tengah, Minggu lalu. Ia yakin, aksi terorisme tidak akan manjur untuk mengaduk-aduk sentimen antar-umat beragama.
"Saya malah melihat aksi terorisme itu terpisah dari aksi-aksi yang menjurus pada adu domba antarumat beragama di Indonesia selama ini," ujar Romo Magnis saat ditemui di sela-sela perayaan ulang tahun Pemimpin Umum Harian Kompas Jacob Oetama di Bentara Budaya Jakarta, Selasa (27/9 /2011).
Menurut Romo Magnis, terorisme punya misi tersendiri dan tidak memilah-milah sasaran umat yang dibidiknya. Mengacu pada keterangan polisi pasca bom bunuh diri Solo, ia mengatakan terorisme bisa menimpa umat mana saja. Sebab, pelaku bom bunuh diri di Solo ternyata punya jaringan dengan pelaku bom Cirebon. Pelaku y ang beraksi di gereja Bethel Solo ternyata punya jaringan yang meledakkan bom di masjid.

"Jadi, tidak ada dikotomi Islam dan Kristen, karena masjid dan gereja pun sama-sama rentannya diganggu oleh teroris dengan kelompok yang sama," ujarnya.